Sabtu, 15 Oktober 2011

Benarkah Orang Toraja Bisa Mengendalikan Mayat ?

Benarkah Orang Toraja Bisa Mengendalikan Mayat ?:
WELCOME BACK


Ucapkan



Thread ini no :repost::repost:




Quote:
















Langsung cek TKP

:ngacir2:ngacir2:ngacir2





Benarkah Orang Toraja Bisa Mengendalikan Mayat ?







Beberapa hari terakhir ini, saya banyak mendapat pertanyaan dari pembaca. Kemarin setelah saya posting sebuah artikel mengenai zombie, banyak yang bertanya kepada saya tentang sebuah fenomena yang terjadi di tanah air tercinta kita ini, tepatnya di daerah Tana Toraja. Konon, dalam tradisi upacara kematian mereka, ada seseorang yang dapat membangkitkan sang mayat dan mengendalikannya. Bagaimanakah kisahnya? Saya akan berusaha menceritakan kisah ini sebaik mungkin untuk kalian.



Ketika saya mulai mencari informasi mengenai berita ini, hampir semua artikel yang muncul di blog maupun thread forum beritanya sama semua. Karena itu, saya akan mencoba menulis kisahnya dengan singkat dan jelas. Konon, di sebuah desa Sillanang, ditemukan sebuah kuburan masal. Kuburan masal itu terletak di sebuah gua, dan penduduk setempat mengatakan bahwa mayat yang disimpan disana tidak pernah membusuk. Luar biasanya, mayat - mayat itu tidak diberi perlakuan khusus seperti proses pembalseman pada mumi Mesir Kuno.



Seorang penduduk bernama Tampubolon menduga jika ada semacam zat khusus yang membuat mayat-mayat itu tidak membusuk. Disamping kuburan yang ajaib itu, ada pula sebuah kisah mengenai mayat berjalan yang dikendalikan oleh seorang pawang. Mayat itu dikatakan berjalan layaknya orang yang masih hidup, hanya saja cara berjalannya agak terseok-seok.



Mayat itu dikendalikan dengan tujuan untuk menuntunnya kembali ke tujuan akhirnya, yaitu rumahnya sendiri. Diceritakan dahulu orang Toraja senang menjelajah daerah-daerah pegunungan. Mereka tidak menggunakan alat transportasi apapun ketika menjelajah. Dalam penjelajahan yang berat itu, beberapa orang tidak kuat untuk melanjutkan lagi dan jatuh sakit. Karena bekal dan obat-obatan yang dibawa sangat minim, anggota mereka yang sakit tadi akhirnya meninggal.



Karena mustahil untuk meninggalkan mayat rekan mereka, dan akan sangat merepotkan bila harus membawa pulang jenazahnya, maka dengan suatu ritual gaib, mereka membangkitkan mayat tersebut dan mengendalikannya. Mereka menuntun mayat itu sampai ke rumahnya. Ada pantangan yang tidak boleh dilakukan selama mayat itu belum sampai di rumahya, mayat tidak boleh disentuh, jika dilakukan, maka mantra yang ada pada sang mayat akan hilang. Sekian untuk penjelasan singkat yang telah beredar di internet. Berikutnya, saya akan menjelaskan dahulu Upacara Kematian Di Tana Toraja.





Upacara Kematian Tana Toraja







Tana Toraja memiliki tradisi upacara pemakaman yang rumit. Upacara yang disebut dengan Rambu Solo ini adalah sebuah upacara pemakaman secara adat yang mengharuskan pihak keluarga mengadakan sebuah pesta sebagai penghormatan terakhir bagi sang mendiang.



Upacara Rambu Solo ini dikatakan upacara yang rumit karena memiliki sejumlah tingkatan sesuai dengan status sosial mendiang dan keluarganya. Biasanya jenazah tadi disertai pula dengan patung yang menggambarkan diri sang mendiang. Patung ini disebut tau - tau. Kemudian, pada prosesi terakhir, mayat tadi dibawa ke tebing dan diletakkan di dinding tebing begitu saja. Dan ajaibnya, seperti sepenggal kisah diatas, mayat yang diletakkan di dinding itu tidak mengeluarkan bau busuk.







Menurut ajaran Aluk Todolo (kepercayaan masyarakat setempat), rumah adat toraja yang bernama Tongkonan itu mempunyai makna khusus. Menurut mereka, manusia yang hidup maupun yang telah meninggal itu sama saja. Jika masyarakat yang masih hidup berkumpul di dalam rumah mereka, yaitu Tongkonan, maka mereka yang telah meninggal berkumpul di tempat yang khusus dibuat sebagai "pasangan" Tongkonan yang disebut Liang.











Menurut ajaran Aluk Todolo, meninggalnya manusia hanya sebagai perubahan status saja dari kehidupan nyata ke alam gaib. Karena itu, manusia yang telah meninggal harus mendapat perlakuan yang sama dengan yang masih hidup. Salah satunya adalah ketika membangun Tongkonan tadi, maka harus dibangun pula Liang sebagai pasangannya.





Opini Singkat Saya Mengenai Kisah Mayat Berjalan



Sejenak tadi kita telah membahas tentang upacara pemakaman Tana Toraja walaupun singkat. Nah, sekarang bagaimana penjelasan mengenai kisah mayat berjalan diatas? Saya berusaha mengumpulkan beberapa informasi mengenai kisah ini dan saya pun mendapat berbagai artikel yang menceritakan kisah ini walau sebagian besar merupakan hasil copas.



Saya menemukan sebuah thread di KASKUS yang memuat artikel mengenai kisah mayat berjalan ini. Bahkan, Koran Tempo pun memuat berita mengenai ini, klik disini jika kalian ingin mengetahuinya. Akan tetapi, dari semua artikel yang memuat berita tentang kisah ini, saya hanya menemukan SATU foto yang menunjukkan seseorang sedang memegang tangan orang yang diduga telah meninggal. Gambarnya memang menyeramkan, tapi anehnya hanya ada satu foto ini yang beredar di internet.









Jika memang mayat berjalan ini benar-benar ada, seharusnya foto yang tersedia di internet lebih banyak lagi, tapi saya tidak dapat menemukan foto-foto lain.





Menerima :cendolbig:cendolbig



Tidak menerima :batabig:batabig



Boleh di :rate5:rate5





Sekian thread ane kurang/lebihnya ane mohon maap



Masih newbie :malu:malu



TERIMA KASIH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar