Kamis, 13 Oktober 2011

(miris) hati-hati gan leasing ko hampir mirip kaya modus perampokan dan premanisme!!

(miris) hati-hati gan leasing ko hampir mirip kaya modus perampokan dan premanisme!!:
sorry agan-agan mungkin ada yang bekerja di leasing, ane cuma share terkait tadi siang pengalaman yang menimpa salah satu rekan kami salah satu wartawan mediacetak di bandung.



ceritanya begini,, tadi siang ane lagi liputan sama rekan-rekan wartawan lainnya. tiba-tiba salah satu rekan kami yang sedang ingin pergi liputan, ditengah jalan dijegat dan diberhentikan secara paksa dipinggir jalan oleh salah satu pria berjaket kulit hitam, dan memaksa meminta motor dan stnk, di pinggir jalan ramai di sekitaran mesjid agung kota cimahi, dengan alasan dia dari salah satu leasing o*o finance cabang kota cimahi, karena motor yang rekan kami pakai kata pria tersebut bermasalah dengan pembayaran angsuran. karena tidak merasa memiliki masalah dengan leasing tersebut, rekan kami pun ngotot tidak mau memberikan sepeda motor dan stnk tersebut, karena menurut rekan kami dirinya mengangsur melalui leasing adira finance bandung, bukan cimahi. namun tak lama berselang orang yang mengaku2 dari leasing tersebut memanggil kawanannya sekitar 10 orang berbadan besar, rekan kami pun di desak dan dipaksa memberikan motor dan stnk dengan menggunakan nada yang keras (membentak). merasa tertekan, rekan kami pun menghubungi wartawan lainnya yang kebetulan kami tidak jauh dari lokasi kejadian di pendopo dprd kota cimahi, ketika melihat rekan kami yang alam posisi terpojokan 1 lawan 10 orang kami pun tak berdiam diri, kami tanyakan kronologis dan titik permasalahannya, sambil langsung mengeluarkan camera untuk mengantisipasi terjadinya kekacauan yang lebih parah.

namun kenapa ketika kami desak menanyakan titik permasalahannya mereka satu persatu dari yang mengaku-ngaku dari leasing tersebut kabur melarikan diri tanpa meninggalkan sedikit pembicaraan?

yang jadi permasalahan dan pertanyaan, apa seharusnya pihak leasing bertindak seperti itu harus dengan kekerasan dan hampir mirip dengan premanisme bahkan perampokan dalam pengambilan motor?

apa tidak ada pemecahan masalah yang lain, mungkin dengan surat teguran secara prosedural?

mungkin memang banyak orang yang tidak sanggup meneruskan pembayaran angsuran motor, namun alangkah lebih baiknya jika dilakukan penarikan motor tidak dengan cara seperti itu.

nih gan ane kasih liat beritanya yang telah dimuat di onlinenya :




Quote:









Wartawan Tribun Nyaris Diculik Karyawan Perusahaan Leasing

› TJ Online - Kamis, 13 Oktober 2011 | 12:09 WIB

CIMAHI, TRIBUN - Wartawan Tribun Jabar Kemal SP nyaris saja "diculik" beberapa karyawan yang mengaku dari perusahaan leasing Otto Finance di kawasan Jalan Cibabat-Padalarang, Kamis (13/10) siang ini.

Kronologis yang menimpa wartawan Tribun ini terjadi saat melintas di kawasan Jalan Raya Cibabat-Padalarang seorang diri menggunakan motor jenis bebek, saat hendak liputan menuju suatu tempat di kawasan Padasuka.

Pada saat itulah, tiba-tiba datang seseorang yang menyuruh berhenti dan mengaku karyawan Otto Finance Cimahi. Dia lalu meminta wartawan Tribun untuk menunjukkan STNK motor. Namun wartawan Tribun menolaknya dengan alasan bukan hak orang lain meminta STNK.

Orang tersebut menjelaskan jika motor yang dipakai wartawan Tribun itu bermasalah dan menyuruhnya ke Kantor Otto Cabang Cimahi di Jalan Sangkuriang. Namun Kemal tetap menolaknya. "Masalah leasing Anda tidak ada hubungan dengan saya, karena saya menghambil motor dari Adira," jelas Kemal.

Merasa belum puas, orang tersebut lalu menelepon rekan-rekannya. Sekejap, datanglah beberapa rekan orang itu yang juga mengaku karyawan Otto Finance sambil membawa lipatan kertas rekap motor cicilan. Salah seorang lalu menunjukkan jika nomor polisi motor yang dipakai wartawan Tribun sama persis dengan yang ada di daftar motor bermasalah yang mereka bawa. "Sekarang mari ikut kami ke kantor Otto di Jalan Sangkuriang," ajak seseorang dari mereka.

Kemal merasa ada pemaksaan dan premanisme yang dilakukan para petugas ini. Apalagi seseorang dari mereka berkata dengan nada keras jika Kemal harus ikut ke Kantor Oto.

Merasa ada yang idak beres, Kemal lalu menelepon rekan-rekannya yang ada di Kantor DPRD untuk minta bantuan pengawalan karena khawatir terjadi sesuatu terhadap keselamatannya.

Rupanya para petugas itu tetap memaksa Kemal untuk ikut ke kantor Oto dengan cara premanisme yang mereka lakukan di tengah jalan. Kemal lalu menjawab dengan nada keras. "Kalau mau konfirmasi soal motor ini, langsung saja ke Adira, jangan ke saya. Saya kan konsumen tidak tahu menahu dengan masalah Anda," katanya.

Beruntung sebelum pemaksaan terjadi lebih lama, rekan-rekan wartawan dari media lain datang dan langsung menanyakan duduk permasalahannya. Saat rekan-rekan Kemal datang, baru lah para petugas itu mengendur dan satu per satu meninggalkan tempat.

Namun salah seorang dari petugas itu yang bernama Irvan mengaku jika prosedur itu terpaksa ditempuh hanya karena ingin mencocokkan nopol motor dengan nopol yang ada di daftar mereka. "Karena motor ini diduga bermasalah dan masih ada tunggakan," kata Irvan.

Namun menurut Agung, rekan Kemal, membela, jika hal itu tetap dilaksanakan, maka tidak beda dengan premanisme. "Tidak bisa dong menghentikan motor begitu saja lalu meminta STNK. Itu sama dengan premanisme," ujarnya.

Sesaat kemudian permasalahan pun usai. "Beruntung saya tidak jadi dibawa ke Oto," ujar Kemal. (set)




sekali lagi tak ada maksud untuk memojokan pihak manapun. hanya menghimbau dan harus lebih berhati-hati kepada semua kaskuser aja, sukur-sukur kalau bener2 dari pihak leasing, kalau yang berbuat oknum-oknum kejahatan. akan semakin banyak juga korbannya. mangkanya dihimbau sekali lagi kalau ada pernah mengalami ataupun akan mengalami, sebaiknya agan bisa diselesaikan di kantor leasing yang bersangkutan secara langsung supaya sama-sama enak dan tidak ada yang dirugikan.



thanks udah mampir dan rela membaca secara seksama dan panjang!!



:iloveindonesia



kalau ada yang mau ngasih ijo-ijo juga boleh. :toast

Tidak ada komentar:

Posting Komentar