Minggu, 16 Oktober 2011

Sinetron Aneh setiap malam

Sinetron Aneh setiap malam:
Menyaksikan Sinetron-sinetron yang bermunculan di stasiun TV swasta, kadang-kadang membuat geregetan dan rasa mual yang teramat sangat.



Saksikanlah penayangan sinetron campur aduk di televisi, seperti yang ditayangkan di Indosiar kemarin malam, Jumat 14 okt 2011. Menyaksikan sinetron ini kita akan diingatkan pada kejayaan film-film laga di masa tahun lapanpuluhan,

dimana film-film ini diambil dari sandiwara radio yang tenar di tahun-tahun itu. Tokoh-tokoh dalam sandiwara radio yang akhirnya difilmkan ini seakan menjadi tokoh hidup yang benar-benar hidup pada masa lalu.



Sebut saja tokoh Brama kumbara, mantili, lasmini, Arya kamandanu, Raden bentar, dan lain-lain.



Mungkin momentum ini yang coba dikais pihak salah satu tivi swasta dengan mengangkat kembali film-film itu ke dalam sinetron.



Kalau dijadikan sinetron dengan tema sama, tidak apa-apa. tapi kalau hanya mencabut nama-nama tempat saja, dan nama-nama tokoh dalam film yang pernah jaya di masa lalu kemudian diaduk-aduk ke dalam ramuan baru sinetron norak,

benar-benar membukin pusing kepala.



Bayangkan saja, dari anak kecil sampai dewasa pun tahu, kalau lasmini itu sipedang setan dari madangkara, eh dicatut nama saja dan seolah-olah dia punya histori dengan desa Kurawan. padahal, orang-orang yang pernah nonton film-film yang saya

sebutkan itu pun tahu, kalau Kurawan adalah setting lokasi pada cerita Tutur tinular.



Di sinetron ini, nama-nama Lasmini, bentar, Arya Kamandanu, Arya Dwipangga mencoba dijual kembali tapi dalam format yang berbeda, format yang menjengkelkan dan membosankan.



Ditingkahi dengan cerita yang ngalor-ngidul nggak karu-karuan diselipi dengan nyanyian musik dangdut yang sangat dipaksakan.

Bisa dibayangkan deh bagaimana jadinya sebuah cerita dangan latar kerajaan masa silam, tapi soundtraknya menggunakan musik dangdut ala suara ida laila.



Bisa dipastikan, untuk generasi-generasi yang lahir dijaman ke depan akan bertambah bingung dengan cerita yang dibuat-buat tapi nggak sesuai dengan pakem cerita aslinya.

meskipun kisah fiksi, kalau kisah yang sudah jadi dan tersebar ke publik dimodif lagi dan dibolak-balik nggak karuan, pastilah akan sia-sia hasilnya, hanya kesemerawutan saja jadinya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar