Sabtu, 15 Oktober 2011

Cikeas dan di Balik 'Drama' Pemanggilan Para Menteri

Cikeas dan di Balik 'Drama' Pemanggilan Para Menteri:

Quote:









Cikeas dan di Balik 'Drama' Pemanggilan Para Menteri







Spoiler for no repost:











Quote:









Jakarta - Setiap kali Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) punya 'gawe', nama Puri Cikeas selalu melambung. Setiap hari media menyebut nama Cikeas seakan tiada henti. Baik media TV, koran, radio atau pun online selalu mencantumkan nama Cikeas dalam setiap laporan wartawan.



Puri Cikeas Indah sebenarnya adalah sebuah nama perumahan yang terletak di Jalan Letda Natsir, Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Pintu masuk ke perumahan tersebut tidak terlalu mewah. Namun memasuki areal perumahan, tampak belasan rumah-rumah mewah berjajar rapi, termasuk kediaman Presiden SBY. Di sana juga megah berdiri kediaman Menko Polhukam Djoko Suyanto.



Para pemburu berita tidak selalu berkesempatan bisa memasuki perumahan itu. Jika Presiden berkenan, atau sedang lagi ada acara, wartawan diperkenankan masuk hingga di depan pendopo joglo yang dibangun di samping kediaman SBY. Tapi jika tidak ada acara, atau pun ada acara intern, wartawan harus puas nongkrong di pinggir Jalan Letda Natsir, sembari mencermati setiap kendaraan yang keluar masuk. Siapa tahu si pemilik kendaraan tersebut adalah para pejabat atau calon pejabat yang sedang dipanggil SBY.



Banyak suka dan duka dialami oleh para wartawan, saat meliput kegiatan Presiden, baik menjelang Pemilu 2004, 2009, atau pun saat detik-detik pengumuman Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I dan II. Berbagai 'drama' telah disuguhkan di tempat ini. Pemanggilan demi pemanggilan kerap dilakukan oleh Presiden. Publik seakan disuguhi drama bersambung yang tiada henti.



Awalnya mungkin bangga bisa melihat kediaman Presiden secara langsung. Setidaknya ini diungkapkan oleh mantan jurnalis yang kini menggeluti bidang public relations, Vicky Damanta.



"Kesan pertama memang mengasyikkan, karena kita bisa tahu di mana lokasi rumah tinggal Presiden SBY. Tapi lama kelamaan sangat melelahkan, karena lokasi yang jauh dari pusat kota," kata Vicky dalam pesan BBM kepada detikcom, Sabtu (15/10/2011).



Apalagi kalau tiba-tiba Presiden SBY mendadak mengumumkan sesuatu kebijakan atau pengumuman penting, pasti para wartawan yang biasa beraktivitas di pusat kota (Jakarta) tergopoh-gopoh.



"Kemacetan sepanjang tol dalam kota sampai ke luar tol Cibubur sudah cukup menyita waktu perjalanan. Belum lagi setelah keluar Tol Cibubur, juga terjadi kemacetan. Yang terjadi ketika sudah sampai di Puri Cikeas Indah, acara atau pernyataan sudah berlangsung. Sementara kita masih kelelahan setelah perjalanan panjang," kenang Vicky yang berhenti menjadi Jurnalis pada pertengahan tahun ini.



Vicky adalah saksi sejarah di mana Presiden memiliki serangkaian agenda sejak dia menjabat Presiden pada 2004 silam. Melihat pemanggilan demi pemanggilan kembali berlangsung minggu-minggu ini, pria yang kini telah memiliki seorang putri ini seakan bernostalgia atas apa yang pernah dia lakukan beberapa tahun silam, atau minimal setahun silam saat isu reshuffle juga kembali mengemuka.



"Tapi bagi gue itu cuma tinggal cerita saja, kenangan saja. Kalau disuruh ke sana lagi ya nggak mau lah," canda Vicky.



Tapi ada saat-saat di mana menjadi momen yang tidak terlupakan saat meliput di Cikeas. "Kenangan nggak terlupakan yaitu salah satu kesibukan menunggu, kita-kita pada main kartu," ujar mantan jurnalis televisi ini sambil tertawa.



Fyra, wartawati sebuah televisi swasta yang saat ini masih meliput Cikeas juga punya cerita. "Sekarang di depan pos jaga Paspampres enak, ada kanopinya. Dulu gak ada, kita musti tutupan pakai koran sama pasmina saking panasnya," cerita Fyra.



Fyra bahkan kadang juga ikut membantu teman-teman dari televisi lain yang mengulur dan menarik kabel panjang untuk kepentingan live. Maklum, butuh puluhan bahkan ratusan meter kabel untuk menyambungkan lokasi mobil SNG dan lokasi wartawan yang hendak live. Semua dilakukan Fyra atas dasar pertemanan.



Kehujanan, kepanasan, mampir buang air kecil di pos jaga, atau pun menunggu berjam-jam pun telah dilakukan oleh para wartawan di Cikeas. Kalau beruntung, mereka bisa mendapatkan berita yang bagus, yang layak menjadi headline. Tapi tak jarang pula mereka cuma mendapatkan hilir mudik mobil keluar masuk kompleks, tanpa tahu siapa yang ada di dalam mobil itu.



Tak sedikit pula wartawan yang mengabadikan mereka sedang foto-foto narsis di depan panser yang dipajang di depan pos penjagaan pintu gerbang Puri Cikeas. "Sayang, pansernya sekarang tidak ada," kata salah seorang wartawan yang enggan disebutkan namanya.



Satu hal yang mungkin selalu menjadi incaran para wartawan saat berada di Cikeas: Bakso Sukowati. Bakso favorit Presiden SBY itu kerap didapatkan oleh para wartawan yang kadang disuguhkan secara gratis oleh Presiden, atau pun beli sendiri. Bakso Sukowati ini dijual sekitar 300-an meter dari kediaman SBY.



Setidaknya dalam beberapa hari ke depan, para jurnalis ini masih akan tetap 'ngantor' di Cikeas, tak mau kalah dengan Presiden SBY. Sampai kapan, setidaknya hingga hingar bingar 'drama' reshuffle ini usai




Tidak ada komentar:

Posting Komentar