Kamis, 13 Oktober 2011

kaskuser peduli mbah marsinem

kaskuser peduli mbah marsinem:
lansung aja gan, bantu rate ya gan, dan bagi agan-agan yang kebetulan deket rumah si embah ini, atau bisa bantu ngeringanin bebannya, uluran tangan agan-agan sangat bermakna baginya.




Spoiler for si embah:











Spoiler for berita:



JAKARTA, KOMPAS.com - Kemalangan beruntun harus dialami Mbah Marsinem (80) dan keluarganya. Dua pekan lalu dia terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Sumber Waras, Grogol, Jakarta Barat lantaran diserempet kereta api. Rabu (12/10/2011), dukanya bertambah.



"Rumah ludes. Enggak ada barang yang sempat diselamatkan," kata Ruminah, anak ke-4 Mbah Marsinem, kepada Kompas.com di RS Sumber Waras di Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta Barat, Kamis (13/10/2011).



Rumah Mbah Marsih, sapaan Mbah Marsinem, di Jalan Kampung Bakti Gang VI, Cideng, Jakarta Pusat, ikut menjadi korban amuk api bersama puluhan rumah lainnya, Rabu (12/10/2011) kemarin.



Selain beberapa lembar surat berharga, tidak satu pun barang di rumah Marsinem yang berhasil diselamatkan saat api menjalari kawasan permukiman padat yang berada di sisi barat pusat perbelanjaan Roxy Mas.



Saat kejadian di rumah Mbah Marsinem hanya ada seorang cucu menantu beserta tiga orang buyutnya. Padahal, rumah tersebut terhitung padat penghuni lantaran ketujuh keluarga anak hingga buyutnya masih tinggal serumah dengan Marsinem. "Semuanya lagi kerja. Dua orang saudara lagi di rumah sakit nungguin Ibu," kata Ruminah.



Ruminah sendiri saat kejadian yang diperkirakan mulai berlangsung pukul 14.26 WIB, baru saja tiba di rumah setelah semalaman menemani ibunya di RS. Dia kemudian melihat ada asap dari rumah kediaman Daryono yang berjarak dua rumah dari kediamannya. Kemudian terdengar suara penduduk yang meneriakan kebakaran.



"Saya langsung nyuruh anak mantu untuk selamatin surat-surat penting. Saya sendiri selamatin tiga cucu yang masih kecil ke tanggul," kisah Ruminah. Jarak yang terlalu dekat dengan sumber kebakaran tidak memungkinkan mereka menyelamatkan barang berharga lainnya.



Dengan musnahnya rumah berbentuk letter L dengan dua lantai itu, Mbah Marsinah yang masih dirawat inap di RS Sumber Waras praktis kehilangan peninggalan almarhum suaminya yang paling berharga. Tidak hanya itu, 21 anggota keluarga yang ikut menghuni rumah tersebut juga kehilangan tempat tinggal. Bersama korban lainnya saat ini mereka menghuni penampungan sementara di Gedung Aisyiyah Kampung Bakti.



Anak-anak dan cucu Mbah Marsinah belum berani menginformasikan peristiwa kebakaran itu kepadanya. "Dia masih sangat menderita. Takutnya ada apa-apa lagi dengan si Mbah kalau dengar rumahnya sudah enggak ada," tutur Ruminah.



Mbah Marsih menjalani rawat inap sejak diserempet kereta api di pintu kereta Roxy pada pukul 10.00 Senin ( 26/9/2011) pagi. Akibat peristiwa itu, dia mengalami sobek pada daging di lingkar pinggangnya, patah pada dua bagian tulang belakang, serta sempat tak sadarkan diri selama lima hari.



"Tadinya mau nyeberang ke warung buat beli beras dan sayur nangka," kata Mbah Marsih.



Sebagaimana saat kebakaran kemarin, saat peristiwa terserempet KA pun di dalam rumah hanya ada Mbah Marsih bersama buyut-buyutnya. Karena itu, dia memutuskan untuk berjalan sendiri ke arah warung yang sebenarnya tak begitu jauh dari rumahnya.



Saat itu, sebuah KA baru saja melintas dari Tanah Abang ke arah Pos Duri. Dia tak menyangka bila dari arah berlawanan muncul KA lainnya. "Untung jatuhnya ke samping, jadi masih hidup," kata Mbah Marsih bersyukur.



Sebagai janda yang hidup dari rezeki anak-anak yang pas-pasan, Mbah Marsih tidak tahu bagaimana dia harus membayar biaya RS. Ruminah, anak ke-4, misalnya, hanyalah seorang pengemis musiman selain sebagai kuli cuci. Anak-anak yang lain pun tak jauh berbeda penghidupannya.



Ruminah menuturkan, untuk biaya awal di RS, mereka harus meminjam uang ke tetangga sebesar Rp 5 juta. "Nanti dibalikkin Rp 6 juta dalam waktu satu bulan," katanya.



Dia juga mengungkapkan selama dua hari keadaan Mbah Marsih sempat dibiarkan begitu saja oleh pihak RS. "Kata petugasnya sih belum ada pihak yang bertanggung jawab (soal keuangan)," ungkap Ruminah.



Dia sendiri masih kebingungan harus meminjam ke mana untuk memenuhi biaya perawatan ibunya. Apalagi di saat bersamaan, dia bersama saudara-saudaranya harus memikirkan upaya membangun rumah kembali.



"Saya sih mending, masih bisa numpang (tidur) di gedung-gedung. Tapi Ibu nanti gimana? Cucu-cucu dan buyutnya yang masih kecil gimana? Apalagi banyak yang masih sekolah," ujarnya.







Spoiler for sumber:



http://megapolitan.ko*pas.com/read/2011/10/13/18031944/Kemalangan.Beruntun.Menimpa.Mbah.Marsinem

* diganti m ya gan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar